Minggu, 23 Agustus 2009

Pengertian SDM


Para eksekutif sebagai pengendali
SDM sebagai eksekutif adalah para manajer yang menempati berbagai jenjang jabatan struktual dari yang terendah sampai yang tertinggi pada lini pproduksi, pemasaran, keuangan, pengelola SDM dan unit penunjang lainnya, para General Manager dan khusuS Top Manager pada organisasi/perusahaan cabang. Di samping itu termasuk juga para tenaga ahli senior sebagai pekerja fungsional dalam melaksanakan proses produksi yang berada di bawah kendali General Manager atau Top Manager. Para eksekutif ini disebut sebagai para pengendali karena memiliki wewenang dalam membuat dan memerintahkan pelaksanaan keputusan dan kebijaksanaan organisasi/perusahaan, sesuai dengan jenjang jabatan dan bidang kerjanya masing-masing. Para pengendali sebagai pekerja tingkat atas dan menengah ini, harus memiliki kemampuan yang tinggi dalam mewujudkan strategi bisnis atau bidang penunjang lainnya, yang berpengaruh pada operasional bisnis, dapat diwujudkan menjadi kerja yang produktif dan berkualitas, efektif dan efisien bagi pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.

Para Staf dan Tenaga Kerja Profesional/Ahli
SDM ini merupakan tenaga kerja pembantu utama para eksekutif, yang bertugas memberikan informasi yang akurat sebagai masukan bagi para manajer dalam mengambil keputusan dan membuat kebijaksanaan. Di samping itu juga bertugas menjabarkan keputusan atau kebijakan para pengendali agar dapat diwujudkan menjadi kerja yang konkrit dan mengatur serta menetapkan cara bekerja dan penjadwalan kerja agar berlangsung secara efektif dan efisien. Para staf ini termasuk juga para supervisor tingkat menengah atas dan tingkat menengah yang memiliki kemampuan dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kerja ( direction ) serta kemampuan menilai tingkat efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan sesuai jenjangnya masing-masing.

Para Pelaksana Ahli dan Pelaksana Teknis
SDM ini terdiri dari tenaga professional yang mengatur pelaksanaan pekerjaan dengan mempergunakan metode atau cara bekerja yang dinilai penting efektif dan efisien atau paling tinggi tingkat produktivitasnya dan paling handal dalam mewujudkan kualitas produk produk yang telah ditetapkan. Di samping itu tenaga ahli dan pelaksana teknis ini berfungsi pula sebagai pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari daan secara khusus diperankan juga sebagai supervisor tingkat menengah bawah. Sedang pada tingkat bawah disebut sebagai para mandor yang mengatur secara langsung pekerjaan operasional para tenaga kerja tingkat bawah.

Pelaksana operasional
SDM ini terdiri dari pelaksana pekerjaan dalam proses produksi, pemasaran ( sales ) dan pekerja ketatausahaan pada unit penunjang, yang bekerja atas dasar instruksi para manajer dan/atau tenaga pelaksana ahli/professional tingkat menengah bawah atau para mandor. Para pekerja ini harus memiliki keterampilan teknis sesuai dengan tuntutan pekerjaannya masing-masing.
Berdasarkan kondisi SDM di lingkungan organisasi/perusahaan terutama yang berskala menengah dan besar seperti diuraikan di atas, maka jelas bahwa tugas Perencanaan SDM bukanlah pekerjaan yang sederhana dan mudah. Tugas tersebut menjdai rumit dan komplek terutama dalam menetapkan kualifikasi SDM yang dibutuhkan organisasi/perusahaan karena sifatnya yang sangat bervariasi, baik dalam jenis dan jenjang jabatan/pekerjaan maupun mengenai jenis dan ukuran potensi dipersyaratkan. Perencanaan SDM akan bertambah rumit dan komplek, jika suatu jabatan atau pekerjaan menetapkan persyaratan psikologis dan/atau kepribadian tertentu, untuk dapat melaksanakannya secara efektif dan efisien.
Dalam kenyataannya pada beberapa organisasi/perusahaan sukses dalam melaksanakan bisnisnya tidak sekedar terletak pada para pengendali dan staf, tetapi sangat dipengaruhi juga oleh SDM yang dipekerjakan pada tingkat bawah. Pada organisasi/perusahaan seperti ini Perencanaan SDM menjadi lebih luas, karena harus memprediksi kebutuhan tenaga kerja tingkat bawah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Misalnya pada sebuah perusahaan bus angkutan penumpang antar kota provinsi, perencanaan harus memprediksi juga jumlah dan kualitas sopir, demikian juga pada sebuah perusahaan taksi. Prediksi seperti itu juga harus dilakukan untuk SDM yang akan dipekerjakan sebagai Teller sebuah bank atau pelayan pada restoran bertaraf internasional dll.

PENGERTIAN SDM


Pengertian SDM
Untuk memahami pengertian SDM perlu dibedakan antara pengertiannya secara makro dan mikro. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan ( lapangan kerja ). Di samping itu SDM secara makro berarti juga penduduk yang berada dalam usia produktif, meskipun karena berbagai sebab dan/atau masalah masih terdapat yang belum produktif karena belum memasuki lapangan kerja yang terdapat di masyarakatnya.
SDM dalam arti makro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dll. Sedang secara lebih khusus SDM dalam arti mikro di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan pengertiannya dapat dilihat dari tiga sudut :
1. SDM adalah orang yang bekerja dan berfungsi sebagai asset organisasi/perusahaan yang dapat dihitung jumlahnya ( kuantitatif ). Dalam pengertian ini fungsi SDM tidak berbeda dari fungsi asset lainnya, sehingga dikelompokkan dan disebut sebagai sarana produksi, sebagaimana sebuah mesin, computer ( sumber daya teknologi ), investasi ( sumber daya financial ), gedung, mobil ( sumber daya materIal ) dll.
2. SDM adalah potensi yang menjadi motor penggerak organisasi/perusahaan. Setiap SDM berbeda-beda potensinya, maka kontribusinya dalam bekerja untuk mengkongkritkan Rencana Operasional Bisnis menjadi kegiatan bisnis tidak sama satu dengan yang lain. Kontribusinya itu sesuai dengan keterampilan dan keahlian masing-masing, harus dihargai antara lain dalam bentuk financial. Dalam kenyataannya semakin tinggi keterampilan dan keahliannya maka semakin besar pula penghargaan financial yang harus diberikan, yang berpengaruh pula pada biaya ( cost ) produksi, sehingga SDM berfungsi juga sebagai investasi.
3. Manusia sebagai sumber daya adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan YME, sebagai penggerak organisasi/perusahaan berbeda dengan sumber daya lainnya. Nilai-nilai kemanusiaannya yang dimilikinya, mengharuskan sumber daya manusia diperlakukan secara berlainan dengan sumber daya lainnya. Dalam nilai-nilai kemanusiaan itu terdapat potensi berupa keterampilan dan keahlian dan kepribadian termasuk harga diri, sikapr, motivasi, kebutuhan dll yang mengharuskan dilakukan Perenccanaan SDM, agar SDM yang dipekerjakan sesuai dengan kebutuhan organisasi/perusahaan.

Uraian-uraian mengenai manusia sebagai sumber daya menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang unik dan komplek, yang dalam bekerja di lingkungan sebuah perusahaan harus diperlakukan dengan Kualitas Kehidupan Kerja ( QWL ) yang baik agar memungkinkannya bekerja secara efektif, efisisen, produktif dan berkualitas. Di antaranya dalam bentuk memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, mengembangkan kariernya, diperlakukan adil dalam menyelesaikan konflik yang dihadapinya, disupervisi secara jujur dan obyektif memperoleh upah yang layak dll. Dari keseluruhan uraian di atas, terdapat aspek yang sangat penting bahwa dalam Perencanaan SDM harus diperhitungkan keseluruhan biaya ( cost ) SDM yang diperlukan karena berpengaruh pada proses dan pembiayaan ( cost ) produksi. Pengaruh tersebut harus diperhitungkan dalam menetapkan harga dasar suatu produk ( barang atau jasa ), karena ikut menentukan kemampuan kompetitif organisasi/perusahaan dalam menghadapi kompetitornya.
Berdasarkan ketiga pengertian SDM secara mikro tersebut di atas, berarti sukses organisasi/perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak sekedar ditentukan oleh jumlah SDM yang dipekerjakannya, tetapi sangat dipengaruhi oleh kualitas dan sifat kompetitifnya. Oleh karena itulah dapat disimpulkan bahwa eksistensi sebuah organisasi/perusahaan tidak dapat lebih baik dari Kualitas SDM yang dimilikinya. Dengan kata lain eksistensi sebuah organisasi/perusahaan tidak dapat melebihi potensi yang dimiliki SDM yang dipekerjakannya. Sedang bagi pekerja ( SDM ) dan organisasi/perusahaan perbedaan potensi berarti perbedaan prestasi yang berdampak pada perebedaan jabatan/posisi, prestise dan penghargaan financial/penghasilan. Di samping itu bagi organisasi/perusahaan perbedaan tersebut sebagaimana telah diketengahkan di atas, juga berarti perbedaan pembiayaan ( cost ) yang berpengaruh pada pembiayaan ( cost ) produksi. Dengan kata lain semakin besar jumlah SDM dan semakin tinggi ( langka) potensi atau keahlian SDM yang dipekerjakan, maka semakin besar pula investasi berupa pemberian upah tetap/bulanan, insentif, bonus, tunjangan jabatan, dana kesehatan, kendaraan, bahkan mungkin juga perumahan dll.
Sehubungan dengan uraian diatas berarti Perencanaan SDM selain untuk memprediksi dan menetapkan jumlah ( kuantitas ) dan potensi ( kualitas ) SDM yang diperlukan sebuah organisasi/perusahaan, juga harus memperhitungkan kemampuan membayar upah/gaji pembiayaan ( cost ) SDM lainnya. Prediksi itu dimaksudkan agar SDM yang dipekerjakan dapat melaksanakan semua volume dan beban kerja bisnis secara efektif dn efisien. Selanjutnya tugas Manajemen SDM lainnya setelah SDM bekerja adalah melakukan usaha untuk mengkongkritkan potensi berupa keterampilan dan keahlian yang bersifat abstrak, agar menjadi inisiatif, kreativitas, inovasi, gagasan dan intuisi dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Bentuk kongkrit potensi SDM tersebut yang berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi/perusahaan disebut kontribusi SDM, di antaranya dapat berbentuk peningkatan produktivitas dan kualitas produk, kualitas pelayanan serta kemampuan memasarkan produk ( barang atau jasa ) yang bermuara pada peningkatan laba organisasi/perusahaan. Di samping itu kontribusi SDM tersebut dapat pula berbentuk kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan, keakuratan dalam membuat keputusan dan kebijaksanaan kemampuan mendesain produk sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen, kemampuan memprediksi perubahan dan perekembangan bisnis di masa depan, kemampuan melakukan survey pasar, kemampuan mereduksi atau menghemat pembiayaan ( cost ) produksi dan pemasaran dll.
Bertolak dari uraian-uraian di atas, prediksi SDM untuk mengisi jabatan/pekerjaan yang kosong di masa depan dalam Perencanaan SDM, harus memperhatikan juga peranannya di lingkungan organisasi/perusahaan, yang dapat dibedakan sebagai berikut :

TUGAS POKOK PERENCANAAN

Dari uraian-uraian tentang beberapa pengertian perencanaan dan implementasinya dalam Perencanaan SDM tersebut di atas, jelas bahwa perencanaan merupakan kegiatan pembuatan keputusan tentang masa depan dan cara mewujudkannya di suatu llingkungan tertentu, khususnya sebuah organisasi dibidang bisnis. Sehubungan dengan itu pembahasan tentang tugas pokok perencanaan sebagai kegiatan pengambilan keputusan dalam uraian ini pada dasarnya menempatkan perencanaan sebagai suatu disiplin ilmu, bukan sebagai salah satu fungsi manajemen. Dengan demikian pembahasannya tidak dihubungkan dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Ketiga tugas pokok perencanaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Tugas Persiapan dan/Eksplenatif
Perencanaan suatu bidang/aspek suatu kehidupan tertentu harus dimulai atau bertolak dari kondisinya pada saat sekarang. Untuk mengetahui kondisi itu diperlukan kegiatan menghimpun informasi atau data dengan mengidentifikasi kondisi bidang/aspek tersebut, agar jelas yang mana diantaranya yang perlu dimasukkan dalam perencanaan, baik untuk diadakan jika belum ada maupun yang perlu diperbaiki atau disempurnakan atau diganti dengan sesuatu yang baru. Kegiatan mengidentifikasi dengan menghimpun data dan informasi dimaksudkan adalah tugas eksplanatif sebagai kegiatan awal perencanaan. Dengan kata lain tujuan dari kegiatan pertama dalam perencanaan ini adalah untuk menjelaskan ( explanation ) kondisi awal bidang atau masalah yang akan dijelajahi sebuah perencanaan.
Data atau informasi yang diperlukan untuk keperluan tersebut, di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan yang baik/sehat, biasanya sudah tersedia di dalam Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) termasuk di dalamnya informasi mengenai SDM. Data/informasi itu perlu dianalisis untuk menemukan dan memilih alternative yang dapat ditetapkan dalam perencanaan sebagai keputusan. Di antaranya adalah tentang tujuan yang hendak di capai, program atau kegiatan pemecahan masalah yang akan dilaksanakan, baik masalah yang dihadapi sekarang maupun yang diprediksi akan dihadapi di masa datang. Alternatif itu sebagaimana telah dijelaskan di atas, pada dasarnya berbentuk pilihan program atau kegiatan dalam memperbaiki, merubah, meningkatkan atau menyempurnakan kondisi awal bidang yang tercakup dalam sebuah perencanaan, sesuai dengan kondisi organisasi/perusahaan yang di inginkan di masa depan.
Kegiatan yang diuraikan di atas pada dasarnya merupakan langkah persiapan yang hasilnya disebut perencanaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di masa depan, yang terarah pada tujuan organisasi/perusahaan.
Tugas ini disebut juga tugas orientasi atau kegiatan evaluasi diri yang dilakukan untuk mengenali bidang atau masalah yang akan dijelajahi oleh perencanaan yang akan dirumuskan. Orientasi atau evaluasi diri dilakukan antara lin terhadap ruang llingkup, kekuatan dan kelemahan organisasi/perusahaan, peluang yang dapat dimanfaatkan, hambatan yang dihadapi, sumber daya yang dimiliki dll sebagai informasi untuk memperjelas kondisi awal organisasi/perusahaan. Kegiatan Orientasi atau Evaluasi Diri hasilnya dapat dianalisis dengan mempergunakan analisis statistika atau sekurang-kurangnya dengan mempergunakan Analisis SWOT ( Strength/kekuatan/Weakness/kelemahan, Opportunity/kesempatan dan Threath/hambatan) yang masih akan dijelaskan dalam uraian pada bagian lain buku ini juga.
Tugas eksplanatif ini jika diimplementasikan dalam Perencanaan SDM sangat khusus sifatnya karena telah memiliki beberapa model analisis yang siap dipergunakan, di antaranya disebut Audit SDM atau Work Forces Analysis, Analisis Beban Kerja atau Work Load Analysis terutama dalam bentuk Evaluasi Pekerjaan ( Job Evaluation ), Analisis Sumber Tenaga Kerja Internal dll, yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya.

Tugas Prediktif
Perencanaan pada dasarnya merupakan kegiatan memprediksi suatu kondisi masa depan yang diinginkan, berbeda dari kondisinya di masa sekarang. Prediksi itu pada dasarnya merupakan kegiatan memilih alternative mengenai kondisi organisasi/perusahaan yang ideal di masa mendatang. Prediksi harus bersifat realistis berupa kondisi masa depan yang diperkirakan dapat diwujudkan. Untuk itu harus dihindari memprediksi kondisi masa depan yang tidak mungkin dicapai, sehingga menjadi khayalan yang tidak dapat diwujudkan. Dengan demikian berarti juga harus dimiliki kemampuan dan cara atau strategi mencapainya, atau sebaliknya harus dihindari pelaksanaan kegiatan yang diprediksi tidak relevan dengan kondisi yang ingin dicapai. Strategi atau cara dan program untuk mencapai kondisi yang diprediksi dan dipilih untuk diwujudkan di masa depan pada dasarnya adalah perubahan, perbaikan, penyempurnaan dan bahkan mungkin mengganti kondisi masa sekarang yang dinilai tidak sesuai lagi atau yang sifatnya kurang atau tidak menguntungkan lagi bagi organisasi/perusahaan. Berdasarkan uraian di atas berarti juga kondisi masa depan yang diprediksi sebagai kondisi yang ingin diwujudkan dapat disebut sebagai tujuan perencanaan.
Tugas prediksi seperti diuraikan di atas harus di lakukan secara cermat dan realistic, agar benar-benar dapat dilaksanakan dan tujuan-tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien. Untuk itu tugas perencanaan yang pertama seperti diuraikan terdahulu harus dilaksanakan secara baik, agar informasi atau data yang digunakan untuk mengetahui kondisi sekarang yang perlu dirubah, diperbaiki, diadakan dan/atau disempurnakan menjadi jelas, dan penetapan prediksi kondisi yang diinginkan di masa depan tidak keliru.


Tugas Kontrol
Tujuan perencanaan yang akan diwujudkan di masa depan pada dasarnya merupakan control terhadap kondisi yang akan terjadi/dicapai di masa depan. Demikian juga pemilihan program dan kegiatan untuk mewujudkan tujuan tersebut, pada dasarnya merupakan control masa depan agar dapat menghindari terjadi atau terwujudnya kondisi yang tidak diinginkan. Untuk itu program-program dan/atau kegiatan-kegiatannya harus dipilih yang paling relevan sebagai kegiatan control, agar tidak berdampak merugikan dan menimbulkan konsekwensi terjadinya kondisi yang tidak diinginkan.
Perencanaan sebagai kegiatan control sangat penting bagi setiap dan semua organisasi/perusahaan karena berpengaruh langsung pada usaha mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya. Kemampuan memilih dan melaksanakan kegiatan bisnis sebagai control masa depan di lingkungan organisasi/perusahaan berpengaruh langsung pada kondisi kompetitifnya dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya. Untuk itu kemampuan tersebut harus diwujudkan dalam penyusunan perencanaan bisnis yang berisi program dan kegiatan yang lebih baik dari competitor yang terdapat di wilayah operasional bisnis yang sama.
Dengan memperhatikan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa esensi perencanaan mencakup empat substansi sebagai berikut :
Perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan dengan memilah dan memilih program-program atau kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan kondisi masa depan yang diinginkan.
Perencanaan adalah respon terhadap masalah atau kondisi masa kini ( sekarang ) yang belum atau tidak memuaskan, yang harus dirubah, diperbaiki, disempurnakan bahkan mungkin diganti dengan kondisi yang lebih memuaskan.
Perencanaan dirumuskan oleh manusia dan harus dilaksanakan oleh manusia sebagai sumber daya. Untuk itu setiap organisasi yang bergerak dibidang bisnis sangat perlu melaksanakan kegiatan Perencanaan SDM agar di lingkungannya selalu tersedia sumber daya manusia yang mampu mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya.
Perencanaan SDM di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan, harus menghasilkan SDM yang memiliki kemampuan melaksanakan ketiga tigas pokok perencanaan agar tidak terjadi pemborosan yang merugikan.

PENGERTIAN PERENCANAAN


PENGERTIAN PERENCANAAN
Uraian tentang pengertian perencanaan dapat ditemui pada banyak buku, baik yang membahas tentang manajemen maupun dibidang administrasi dan kepemimpinan. Dalam uraian tersebut perencanaan dibahas sebagai fungsi/unsure manajemen, atau salah satu kegiatan di dalam administrasi dan kepemimpinan. Uraian tentang pengertian perencanaan berikut ini tidak bermaksud untuk membuat pengertian baru tentang perencanaan, meskipun di antara yang sudah pernah diketengahkan mungkin saja masih terdapat perbedaan. Dengan kata lain uraian tentang pengertian perencanaan berikut ini, dimaksudkan untuk memberikan dasar dalam menguraikan pengertian Perencanaan SDM. Sehubungan dengan itu terlepas dari ada atau tidak perbedaan dalam merumuskan pengertian perencanaan, ternyata sejak akhir abad XX telah terjadi perkembangan yang menyatakan perencanaan sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri atau bukan bagian dari manajemen, kepemimpinan dan administrasi. Perkembangan itu penting dalam pembahasan mengenai Perencanaan SDM sebagai kegiatan Manajemen SDM, yang dirumuskan tersendiri untuk merealisasikan perencanaan bisnis sebagai unsur manajemen sebuah organisasi/perusahaan. Oleh karena itulah pada bagian ini uraian akan dimulai dengan menjelaskan beberapa pengertian Perencanaan SDM, yang beberapa di antaranya mengatakan sebagai berikut :
“Perencanaan adalah proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran, dan standar ( tolak ukur ) keberhasilan suatu kegiatan”.
Pengertian ini menunjukan bahwa perencanaan merupakan proses atau rangkaian beberapa kegiatan yang saling berhubungan dalam memilih salah satu di antara beberapa alternative tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi/perusahaan. Kemudian memilih strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut. Dilanjutkan pula dengan menetapkan anggaran untuk melaksanakan strategi dan metode tersebut, diiringi dengan memilih dan menetapkan kriteria tolak ukur untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi/perusahaan dalam pencapaian tujuannya dengan mengimplementasikan strategi dan metode yang telah dipilih sebelumnya.
Pengimplementasian pengertian perencanaan tersebut di atas dalam Perencanaan SDM berarti di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan harus dilakukan rangkaian kegiatan menetapkan tujuan, memilih strategi dan metode serta penyediaan anggaran untuk mendapatkan SDM baru, yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi/perusahaan. Penetapan kegiatan tersebut sebagai perencanaan berarti kegiatan memprediksi SDM yang memiliki kemampuan yang besar dalam melaksanakan program-program bisnis yang telah dirumuskan di dalam Rencana bisnis organisasi/perusahaan yang bersangkutan. Di samping itu Perencanaan SDM harus dilakukan juga untuk mempertahankan SDM yang dimiliki organisasi/perusahaan yang telah menunjukan kemampuannya dalam memberikan kontribusi yang terbaik untu mencapai tujuan bisnsi yang telah ditetapkan. Untuk itu perencanaan harus dilakukan juga sebagai kegiatan menetapkan kriteria atau tolak ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan Perencanaan SDM dalam memprediksi kualifikasi SDM setelah bekerja di bidangnya masing-masing.
Pengertan lain mengatakan bahwa “Perencanaan adalah proses memilih sejumlah kegiatan untuk ditetapkan sebagai keputusan tentang suatu pekerjaan yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan siapa yang melakukannya.”
Pengertian ini menekankan bahwa perencanaan merupakan rangkaian kegiatan atau proses pembuatan keputusan. Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan di masa datang, yang berarti juga tidak akan dan tidak boleh melaksanakan pekerjaan lain yang bertolak belakang atau yang berbeda dengan pekerjaan yang telah ditetapkan sebagai keputusan tersebut.
Kegiatan kedua dalam proses pembuatan keputusan adalah kegiatan menetapkan waktu pelaksanaannya, yang berarti tidak boleh dikerjakan sebelum atau sesudah waktu atau melampaui batas waktu yang telah ditetapkan.
Sedang kegiatan ketiga dalam proses pembuatan keputusan adalah kegiatan menetapkan cara melaksanakannya, yang berarti memilih metode dan tidak akan menggunakan cara atau metode lain agar pelasanaan pekerjaan tersebut berlangsung secara efektif dan efisien.
Akhirnya kegiatan keempat dalam proses pembuatan keputusan tersebut adalah menetapkan SDM yang tepat atau yang memenuhi persyaratan untuk melaksanakannya, agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara professional dalam rangka mewujudkan eksistensi organisasi yang sukses.
Pengimplementasian pengertian perencanaan tersebut di atas dalam Perencanaan SDM sebagai pengambilan keputusan adalah rangkaian kegiatan atau proses menetapkan SDM dalam melaksanakan kegiatan bisnis sebuah organisasi/perusahaan. Proses tersebut berbentuk rangkaian kegiatan untuk memperoleh SDM baru dan mempertahankan SDM yang telah dimiliki sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan dalam merealisasikan kegiatan bisnisnya. Selanjutnya diikuti pula dengan kegiatan menetapkan jadwal waktu dan cara melaksanakan kegiatan memilih SDM yang dapat melaksanakan semua pekerjaan yang terdapat di dalam Perencanaan Bisnis agar berlangsung secara efektif dan efisien.
Pengertian berikutnya mengatakan bahwa “Perencanaan adalah penerapan pengetahuan tepat guna secara sistematik, untuk mengontrol dan mengarahkan kecenderungan perwujudan masa depan yang diinginkan sebagai tujuan yang akan dicapai.”
Pengertian di atas menekankan bahwa melalui perumusan perencanaan, kondisi bidang kehidupan tertentu di masa depan dapat dikontrol dan diarahkan sesuai dengan keinginan manusia. Kondisi itu dirumuskan sebagai tujuan yang akan dicapai di masa depan, melalui pembuatan perencanaan cara mencapainya dengan menggunakan atau penerapan pengetahuan tepat guna dalam bidang kehidupan tersebut secara sistematik ( teratur dan tertib ). Penggunaan pengetahuan tepat guna berarti perencanaan tidak bersifat teoretis sehingga tidak dapat diimplementasikan dalam bidang/aspek-aspek yang dijelajahi suatu perencanaan. Dengan kata lain perencanaan harus bersifat realistic sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan organisasi yang akan melaksanakannya. Perencanaan bukan merumuskan suatu kondisi ideal di masa depan tanpa memperhitungkan kemampuan mencapainya, sehingga menjadi khayalan yang tidak dapat dicapai, karena tidak didasari pengetahuan tepat guna yang dapat diterapkan secara sistematik
Pengertian tersebut di atas jika diimplementasikan dalam Perencanaan SDM sebuah organisasi/perusahaan berarti pengambilan keputusan tentang kuantitas ( jumlah ) dan kualitas SDM, yang dapat mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Kegiatan yang dipilih itu merupakan control dan mengarahkan masa depan organisasi/perusahaan, melalui kegiatan mengadakan dan mempertahankan SDM yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan bisnisnya. Untuk itu diperlukan penggunaan .pengetahuan tepat guna dalam memilih SDM baru dan mempertahankan SDM yang sudah dimiliki sesuai dengan kebutuhan organisasi/perusahaan yang bersifat realistic dalam melaksanakan program bisnisnya. Pengetahuan tepat guna yang sistematik itu dalam Perencanaan SDM, membahas tentang cara atau teknik memprediksi kebutuhan SDM yang paling akurat, baik jumlah maupun kualifikasinya di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan. Prediksi itu dapat dilakukan dengan mempergunakan SDM dari sumber internal dan/atau sumber eksternal.
Pengertian berikut mengatakan bahwa “Perencanaan adalah kegiatan persiapan dengan merumuskan dan menetapkan keputusan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan secara terarah pada satu tujuan.”
Pengertian di atas menunjukan bahwa perencanaan dirumuskan untuk memecahkan masalah atau pelaksanaan pekerjaan di lingkungan suatu organisasi/perusahaan. Pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan merumuskan langkah-langkah kegiatan untuk menemukan alternative terbaik dalam usaha mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Langkah-langkah tersebut pada dasarnya merupakan kegiatan persiapan untuk menetapkan berbagai keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Dengan melaksanakan keputusan-keputusan tersebut, diharapkan masalah-masalah organisasi/perusahaan dapat diselesaikan atau pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Pengimplementasian pengertian perencanaan ini dalam Perencanaan SDM berarti mempersiapkan SDM yang memiliki kemampuan mengantisipasi masalah-masalah dan pekerjaan bisnis yang dihadapi sekarang dan dimasa depan. Dengan kata lain perencanaan dilakukan sebagai kegiatan pengambilan keputusan mengenai SDM yang dibutuhkan dan diprediksi dapat menyelesaikan masalah-masalah atau dapat melaksanakan pekerjaan bisnis yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Masalah-masalah bisnis tersebut bersumber dari prediksi tantangan atau hambatan dalam melaksanakan Rencana Operasional Bisnis sepanjang abad XXI sebagaimana telah diuraikan dalam bab terdahulu.
Dari uraian-uraian tentang pengertian perencanaan tersebut di atas, dapat disimpulkan esensi perencanaan yang dalam buku ini disebut sebagai 3 ( tiga ) tugas pokok perencanaan yang akan diuraikan dalam uraian berikut ini.

PENGERTIAN PERENCANAAN SDM


Untuk memahami Perencanaan SDM sebagai rangkaian beberapa perkataan diperlukan pemahaman mengenai kata “perencanaan” sebagai kata kunci lepas dari perkataan SDM. Pemahaman itu sangat penting karena sejak penghujung abad XX hingga memasuki awal abad XXI “perencanaan” telah dikembangkan menjadi bidanng ilmu yang lepas dari manajemen dengan bidang garapan atau obyek formal yang berdiri sendiri, di samping kedudukannya sebagai salah satu fungsi manajemen. Dalam kedudukannya secara mandiri banyak ilmuan yang berusaha mengembangkannya menjadi suatu disiplin ilmu yang terlepas dari kedudukannya sebagai salah satu fungsi manajemen. Sehubungan dengan itu tanpa perlu memperdebatkannya lebih jauh, kenyataan menunjukan bahwa baik dalam kedudukannya sebagai fungsi manajemen maupun sebagai disiplin ilmu, perencanaan sangat penting peranannya bagi sebuah organisasi, termasuk sebuah perusahaan atau industri. Perencanaan merupakan bidang/kegiataan yang tidak boleh dan tidak dapat diabaikan oleh sebuah organisasi/perusahaan yang bertujuan mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya. Dengan memiliki perencanaan yang baik dalam bidang bisnis, berarti SDM sebagai motor penggerak organisasi/perusahaan, akan memiliki pedoman yang realistic dalam merealisasikan atau mengoperasionalkan bisnisnya yang akan berlangsung secara sistematik dan terarah. Di samping itu dengan memiliki perencanaan yang baik berarti dimiliki juga kriteria penilaian sebagai alat control terhadap pelaksanaan kegiatan bisnis dalam usaha mencapai tujuannya.
Tujuan sebuah organisasi/perusahaan secara ideal seperti telah disebutkan terdahulu adalah untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya dalam persaingan yang akan semakin berat dan ketat bersamaan dengan pelaksanaan konsep perdagangan bebas sepanjang abad XXI. Tujuan tersebut dalam realitanya hanya mungkin diwujudkan melalui kemampuan SDM yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan bisnis yang memungkinkan organisasi/perusahaan memperoleh laba kompetitif secara berkelanjutan. Dengan demikian berarti juga Perencanaan SDM di lingkungan sebuah organisasi profit, harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan perencanaan bisnisnya. Untuk itu Perencanaan SDM harus mampu menetapkan kualifikasi SDM dengan karakteristik memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan bisnis yang terarah pada pencapaian tujuan organisasi/perusahaan berupa laba seperti telah disebutkan di atas. Dengan kata lain Perencanaan SDM harus mampu memberikan pedoman mengenai persyaratan dalam pengadaan dan pengembangan SDM yang seharusnya dipekerjakan di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan. Persyaratan itu merupakan prediksi mengenai kemampuan potensial yang prima dalam melaksanakan program-program bisnis sekarang dan di masa mendatang. Untuk memperoleh dan mempertahankan SDM seperti itu sebagai pekerja yang kompetitif dan berkualitas diperlukan kegiatan perencanaan.
Oleh karena itulah pada awal buku ini telah diketengahkan bahwa sangat penting untuk mendahului uraian selanjutnya dengan membahas mengenai pengertian Perencanaan, sebagaimana diuraikan sebagai berikut :

Senin, 19 Januari 2009

DASAR-DASAR PERENCANAAN STRATEGIS

Para manajer terlibat dalam tiga tingkatan perencanaan strategis untuk perusahaan mereka. Banyak perusahaan, seperti AQL/Time warner, terdiri dari beberapa usaha : AQL, Warner Music, Warner Picture, dan Turner Networks. Untuk itu mereka membutuhkan strategi pada tingkat perusahaan. Strategi pada tingkat perusahaan menyatakan portopolio usaha di dalam organisasi, dan bagaimana usaha ini berhubungan satu dengan yang lain. Portopolio bisnis AQL/Time Warner terdiri dari usaha-usaha yang terkait dengan media. Perusahaan GE lebih banyak jenisnya, dengan portopolio yang terentang hingga usaha mesin jet dan bola lampu.
Pada urutan berikutnya, setiap usaha ( seperti Warner Music ) membutuhkan strategi persaingan bisnis. Strategi ini mendefinisikan bagaimana para manajer membangun dan memperkuat posisi persaingan bisnis jangka panjanngnya di pasar. Sebagai contoh, identifikasi strategi persaingan Warner Music akan bersaing dengan Sony, atau bagaimana Wal-Mart akan bersaing dengan Kmart. Lalu, Volvo menempatkan dirinya berdasarkan pada keamanan, Rolex pada kualitas, AQL pada daya gunanya, dan
Wal-Mart pada harga. Setiap usaha juga memiliki ( atau seharusnya memiliki ) sebuah keunggulan persaingan yang mendukung strategi kompetitifnya dan memisahkannya dari saingannya. Seperti pada kebanyakan perusahaan masa kini, daya guna AQL, kualitas Rolex, dan mobil-mobil Saturn yang biaya rendah bermutu tinggi semuanya mencerminkan keputusan untuk keunggulan keuntungan kompetitif pada kualitas karyawan mereka.
Akhirnya, setiap usaha – AQL, Warner Music, Mesin Jet GE – itu terdiri dari beberapa divisi, seperti penjualan, manufaktur, dan manajemen sumber daya manusia. Strategi fungsional mengidentifikasikan tindakan-tindakan dasar yang akan dicapai setiap divisi untuk membantu kegiatan usaha dalam mencapai sasaran kompetitfnya. Strategi fungsional tersebut harus masuk akal dalam konteks strategi kompetitif bisnnis. Sebagai contoh, divisi konstruksi Wal-Mart tidaklah tepat bila membangun toko-toko yang sangat mahal, atau bagi SDM Rolex untuk mempekerjakan pembuat jam yang bukan dari orang terbaik. Kita akan melihat bahwa SDM memberikan arti penting tambahan bagi perusahaan yang membangun keunggulan bersaing karyawan mereka.

PERENCANAAN STRATEGIS

Perencanaan strategis merupakan suatu proses sistematis yang berkesinambungan, merupakan tindak lanjut dari hasil suatu proses pengambilan keputusan saat ini secara ilmiah, dengan harapan akan memetik hasil dimasa yang akan datang melalui suatu mekanisme kerja yang dapat dipertanggungg jawabkan ( Burhan, 1994 ). Menurut Donald W Jarrel ( 1992 ) terjemahan oleh Prof. Dr. Buchari Zainun, MPA ( 1995 ), dalam kondisi ideal perencanaan bisnis yang menyeluruh dan semenjak lahirnya perencanaan bisnis. Menurut Michael Allison Jude Kaye Perencanaan strategis merupakan suatu proses sistematis yang berkesinambungan, merupakan tindak lanjut dari hasil suatu proses pengambilan keputusan saat ini secara ilmiah, dengan harapan akan memetik hasil dimasa yang akan datang melalui suatu mekanisme kerja yang dapat dipertanggungg jawabkan ( Burhan, 1994 ). Menurut Donald W Jarrel ( 1992 ) terjemahan oleh Prof. Dr. Buchari Zainun, MPA ( 1995 ), dalam kondisi ideal perencanaan bisnis yang menyeluruh dan semenjak lahirnya perencanaan bisnis.
Menurut Michael Allison Jude Kaye, terjemahan oleh Yayasan Obor Indonesia (2005) Perencanaan strategis adalah sebuah alat manajemen, dan sama dengan setiap alat manajemen, alat itu hanya digunakan untuk satu maksud saja, menolong organisasi memfokuskan Visi dan prioritasnya sebagai jawaban terhadap lingkungan yang berubah dan untuk memastikan agar anggota-anggota organisasi bekerja kearah tujuan yang sama. Pendek kata, Perencanaan strategis adalah proses sistemik yang disepakati organisasi dan membangun keterlibatan diantara stakeholder utama-tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggap terhadap lingkungan operasi. Perencanaan strategis umumnya digunakan untuk mempertajam focus organisasi, agar semua sumber organisasi digunakan secara optimal untuk melayani misi organisasi itu.

1. Perencanaan Strategis
Perencanaan Strategis (Strategic planning) proses manajerial yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan suatu keserasian yang berlangsung terus menerus antar sasaran-sasaran perusahaan atau organisasi dengan sumber daya dan berbagai peluang yang terdapat disekitar lingkungannya. Tugas perencanaan strategis ini adalah merancang perusahaan atau organisasi sedemikian agar selalu mengadakan kegiatan usaha yang cukup sehat untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun beberapa diantara kegiatan itu bisa saja cenderung mengalami kemerosotan, kamus manajemen (B.N.Marbun,SH :2005).

Beberapa konsep utama dalam definisi ini menegaskan makna dan keberhasilan perencanaan strategis. Proses strategis sebab melibatkan bagaimana memilih,bagaimana cara terbaik untuk menanggapi keadaan lingkungan yang dinamis dan terkadang tidak bersahabat. Semua tanaman hidup tanggap terhadap lingkungan Perencanaan strategis itu sistematis dalam hal memerlukan selanjutnya berikut yang sekaligus terfokus dan produktif. Proses tersebut menimbulkan serangkaian pertanyaan yang menolong perencana untuk memeriksa pengalaman masa lampau, menguji asumsi lama mengupulkan dan mencantumkan informasi baru tentang masa sekarang, dan mengantisipasi lingkungan dimana organisasi akan bekerja dimasa depan. Prose situ juga membimbing perencana untuk terus menerus bagaimana melihat program dan strategi yang menjadi komponennya cocok dengan visi, dan sebaliknya.
Perencanaan strategis itu mencakup pemilihan prioritas tertentu membuat keputusan tentang tujuan dan sarana, baik dalam jangka panjang maupun pendek, consensus tentang prioritas harus dicapai pada banyak tingkatan dari tingkat filsafat hingga tingkat operasional. Meskipun tingkat strategis itu tidak mencapai tingkat detail dalam rencana operasi tahunan, rencana strategis, rencana strategis tidak dapat disebut rencana bila tidak menegaskan tujuan utama dan metode prioritas yang dipilih oleh organisasi. Tujuan jangka panjang mempunyai implikasi bagi tindakan jangka pendek, keduanya harus cocok satu sama lain agar rencana itu sah dan berguna.
Akhirnya proses itu tentang membangun komitmen. Secara sistematis melibatkan stakeholder utama, termasuk klien masyarakat, dalam proses mengidentifikasi prioritas-prioritas, memungkinkan perselisihan.
Pada kenyataan ini tidak dapat didasari, malahan perencanaan sumber adanya manusia telah menjadi jawaban atas perencanaan bisnis yang berlaku hanya sebagai peran pendukung.
Sebelum organisasi memulai perencanaan strategis sumber daya manusia, mereka hendaknya yakin bahwa kondisi dalam organisasi mendukung proses tersebut. Dua kondisi yang penting dalam perencanaan adalah stabilitas organisasi yang terarah dan keberadaan orang-orang yang penting dalam organisasi yang mendukung dan mampu melaksanakan perencanaan strategis sumber daya manusia harus mempunyai lingkungan yang aman dan terjamin untuk menjadi dewasa.
Langkah perencanaan strategisnya adalah menetapkan objektif bagi proses perencanaan, mengidentifikasi peserta perencanaan, memilih filosofi organisai, mengkaji lingkungan, menetukan identitas organisasi, menetapkan objektif dan strategi organisasi, melaksanakan objektif dan strategi organisais, mengevaluasi usaha perencanaan dan mengelola masalah-masalah yang muncul dalam rencana. Penekanan perencanaan akan berbeda tergantung apakah organisasi menggunakan system terbuka atau pendekatan system produksi sendiri adalah sejalan dan dapat dipakai secara simultan. Organisasi mendapat keyakinan bahwa kondisi organisasi mendukung proses perencanaan strategis sumber daya manusia dan mengimpikan elemen dasar proses, mereka akan siap untuk menerapkan proses perencanaan strategis sumber daya manusia.
Perencanaan strategis sumber daya manusia sering tidak akan menjadi bagian dari proses perencanaan bisnis. Oleh karena itu hendaknya diberikan gambaran tentang bagaimana proses perencanaan strategis sumber daya manusia diintegrasikan dengan baik dalam perencanaan bisnis.
Tujuan utama dari perencanaan strategis sumber daya manusia haruslah untuk menghasilkan program manajemen sumber daya manusia yang integral.
Kajian tentang lingkungan organisasi mungkin perlu dimodifikasi untuk meyakinkan bahwa mereka meneliti dengan cermat bagian lingkungan yang penting untuk perencanaan strategis sumber daya manusia.
Strategis bagi manajemen sumber daya manusia hendaknya dipilih yang memiliki akses sebaik mungkin pada filosofi organisasi, menghasilkan karakteristik sumber daya manusia yang sebaik mungkin dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan, dan membuat penggunaan sumber daya manusia yang sebaik mungkin tersedia untuk organisasi.
Pelaksanaan strategis sumber daya manusia yang efektif membutuhkan pandangan strategis jangka panjang dan integrasi yang efektif dari upaya para spesilais sumber daya manusia serta para manajer lini.

Hasil langsung yang diharapkan dari manajemen strategis sumber daya manusia yang penting adalah bahwa para manajer organisasi berorientasi strategis terhadap aktivitas sumber daya manusia, bahwa putusan-putusan mereka sangat baik dan bahwa lebih mampu menilai baiknya mereka memenej sumber daya manusia dalam organisasi. Hasil tidak langsung diharapkan dari perencanaan strategis sumber daya manusia yang penting meliputi baik hasil organisasi maupun hasil industri. Adalah amat tepat bila kedua hasil tersebut diukur sebab strategi sumber daya manusia berusaha mendapatkan keseimbangan antara hasil individu dan hasil organisasi. Perencanaan strategis membantu meringankan tanggung jawab manajemen puncak secara efektif dalam menghadapi berbagai persoalan penting organisasi. Perencanaan strategis bersifat antisipasif terhadap ancaman dimasa datang dengan berbagai alternative solusi, karena dengan perencanaan, peluang dan ancaman organisasi mendatang makin jelas, serta perencanaan itu mencegah optimasi yang berlebihan dari bagian yang dapat mngorbankan organisasi secara keselruhan. Perencanaan strategis pun membantu dalam penetapan prioritas masalah dan cara mengatasi dengan cepat dan tepat, memberi peluang sumbang saran pada karyawan sehingga karyawan memperoleh rasa keterlibatan dan kepuasan. Sistem perencanaan strategis berbeda pada setiap organisasi, oeh karena itu perlu disusun suatu rencana yang sesuai dengan proyeksi kebutuhan Rumah sakit, perencanaan strategis ini mulai diterapkan diberbagai usaha bisnis dan industri, termasuk bisnis kerumah sakitan khususnya dibidang keperawatan.
Pada kenyataan ini tidak dapat didasari, malahan perencanaan sumber adanya manusia telah menjadi jawaban atas perencanaan bisnis yang berlaku hanya sebagai peran pendukung.
Sebelum organisasi memulai perencanaan strategis sumber daya manusia, mereka hendaknya yakin bahwa kondisi dalam organisasi mendukung proses tersebut. Dua kondisi yang penting dalam perencanaan adalah stabilitas organisasi yang terarah dan keberadaan orang-orang yang penting dalam organisasi yang mendukung dan mampu melaksanakan perencanaan strategis sumber daya manusia harus mempunyai lingkungan yang aman dan terjamin untuk menjadi dewasa.
Langkah perencanaan strategisnya adalah menetapkan objektif bagi proses perencanaan, mengidentifikasi peserta perencanaan, memilih filosofi organisai, mengkaji lingkungan, menetukan identitas organisasi, menetapkan objektif dan strategi organisasi, melaksanakan objektif dan strategi organisais, mengevaluasi usaha perencanaan dan mengelola masalah-masalah yang muncul dalam rencana. Penekanan perencanaan akan berbeda tergantung apakah organisasi menggunakan system terbuka atau pendekatan system produksi sendiri adalah sejalan dan dapat dipakai secara simultan. Organisasi mendapat keyakinan bahwa kondisi organisasi mendukung proses perencanaan strategis sumber daya manusia dan mengimpikan elemen dasar proses, mereka akan siap untuk menerapkan proses perencanaan strategis sumber daya manusia.
Perencanaan strategis sumber daya manusia sering tidak akan menjadi bagian dari proses perencanaan bisnis. Oleh karena itu hendaknya diberikan gambaran tentang bagaimana proses perencanaan strategis sumber daya manusia diintegrasikan dengan baik dalam perencanaan bisnis.
Tujuan utama dari perencanaan strategis sumber daya manusia haruslah untuk menghasilkan program manajemen sumber daya manusia yang integral.
Kajian tentang lingkungan organisasi mungkin perlu dimodifikasi untuk meyakinkan bahwa mereka meneliti dengan cermat bagian lingkungan yang penting untuk perencanaan strategis sumber daya manusia.
Strategis bagi manajemen sumber daya manusia hendaknya dipilih yang memiliki akses sebaik mungkin pada filosofi organisasi, menghasilkan karakteristik sumber daya manusia yang sebaik mungkin dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan, dan membuat penggunaan sumber daya manusia yang sebaik mungkin tersedia untuk organisasi.
Pelaksanaan strategis sumber daya manusia yang efektif membutuhkan pandangan strategis jangka panjang dan integrasi yang efektif dari upaya para spesilais sumber daya manusia serta para manajer lini.
Menurut Pengertian perencanaan Strategis SDM dapat disimpulkan dari beberapa difinisi berikut :
Perencanaan SDM adalah :
Proses antisipasi dan pengadaan SDM ke dalam, didalam dan diluar organisasi. Tujuannya adalah untuk mendayagunakan sumber-sumber tersebut secara efektis sehingga pada waktu yang tepat dapat disiagakan sejumlah SDM yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai ssasarannya melalui peningkatan kontribusi karyawan di masa mndatang.
Strategi untuk mendapatkan, memanfaatkan, mengembangkan dan mempertahankan SDM di perusahaan sesuai dengan kebutuhan.
Proses yang menjamin penyediaan dan pendayagunaaan tenaga kerja secara tepat baik dalam jumlah dan sejenisnya maupun dari segi waktudan tempatnya.

Hasil langsung yang diharapkan dari manajemen strategis sumber daya manusia yang penting adalah bahwa para manajer organisasi berorientasi strategis terhadap aktivitas sumber daya manusia, bahwa putusan-putusan mereka sangat baik dan bahwa lebih mampu menilai baiknya mereka memenej sumber daya manusia dalam organisasi. Hasil tidak langsung diharapkan dari perencanaan strategis sumber daya manusia yang penting meliputi baik hasil organisasi maupun hasil industri. Adalah amat tepat bila kedua hasil tersebut diukur sebab strategi sumber daya manusia berusaha mendapatkan keseimbangan antara hasil individu dan hasil organisasi. Perencanaan strategis membantu meringankan tanggung jawab manajemen puncak secara efektif dalam menghadapi berbagai persoalan penting organisasi. Perencanaan strategis bersifat antisipasif terhadap ancaman dimasa datang dengan berbagai alternative solusi, karena dengan perencanaan, peluang dan ancaman organisasi mendatang makin jelas, serta perencanaan itu mencegah optimasi yang berlebihan dari bagian yang dapat mngorbankan organisasi secara keselruhan. Perencanaan strategis pun membantu dalam penetapan prioritas masalah dan cara mengatasi dengan cepat dan tepat, memberi peluang sumbang saran pada karyawan sehingga karyawan memperoleh rasa keterlibatan dan kepuasan. Sistem perencanaan strategis berbeda pada setiap organisasi, oeh karena itu perlu disusun suatu rencana yang sesuai dengan proyeksi kebutuhan Rumah sakit, perencanaan strategis ini mulai diterapkan diberbagai usaha bisnis dan industri, termasuk bisnis kerumah sakitan khususnya dibidang keperawatan.